Metode-metode kepemimpinan situasional
1. Metode Kontingensi
Metode kontingensi, kontrol diri, dan pembelajaran keterampilan. ...
Menurut Winata Putra, model pembelajaran merupakan pola yang digunakan pengajar dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk dalam setting pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan inti atau jantungnya strategi pembelajaran. Dikatakan suatu pola berarti model mengajar dalam pengembangannya dikelas , membutuhkan unsur metode, teknik teknik mengajar dan media sebagai penunjang.Menurut kajian terhadap berbagai model mengajar dalam berbagai bidang studi, Joyce dan Weil (Surya : 2004) mengklasifikasikan model mengajar menjadi empat rumpun, yaitu :Model pemrosesan informasi Menekankan proses pembentukan tingkah laku dalam hal cara cara memperoleh dan mengorganisir data, memikirkan dan memecahkan masalah, serta penggunaan simbol verbal/bahasa. Model pemprosesan Informasi menekankan pada aspek kecakapan pelajar untuk memecahkan masalah, dan menekankan aspek berfikir yang produktif, sedangkan beberapa yang lainnya lebih menekankan kecakapan intelektual umum. Beberapa model pembelajaran yang tergolong didalamnya adalah model pembelajaran berpikir induktif, pembentukan konsep, model latihan inkuiri, inkuiri ilmiah, pertumbuhan kognitif, advance organization dalam model lecturing.Model mengajar personalMenekankan proses pengembangan pribadi dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga semakin sadar dan bertanggung jawab kepada dirinya. Beberapa model pembelajaran yang
Menurut Winata Putra, model pembelajaran merupakan pola yang digunakan pengajar dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk dalam setting pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan inti atau jantungnya strategi pembelajaran. Dikatakan suatu pola berarti model mengajar dalam pengembangannya dikelas , membutuhkan unsur metode, teknik teknik mengajar dan media sebagai penunjang.Menurut kajian terhadap berbagai model mengajar dalam berbagai bidang studi, Joyce dan Weil (Surya : 2004) mengklasifikasikan model mengajar menjadi empat rumpun, yaitu :Model pemrosesan informasi Menekankan proses pembentukan tingkah laku dalam hal cara cara memperoleh dan mengorganisir data, memikirkan dan memecahkan masalah, serta penggunaan simbol verbal/bahasa. Model pemprosesan Informasi menekankan pada aspek kecakapan pelajar untuk memecahkan masalah, dan menekankan aspek berfikir yang produktif, sedangkan beberapa yang lainnya lebih menekankan kecakapan intelektual umum. Beberapa model pembelajaran yang tergolong didalamnya adalah model pembelajaran berpikir induktif, pembentukan konsep, model latihan inkuiri, inkuiri ilmiah, pertumbuhan kognitif, advance organization dalam model lecturing.Model mengajar personalMenekankan proses pengembangan pribadi dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga semakin sadar dan bertanggung jawab kepada dirinya. Beberapa model pembelajaran yang
tergolong didalamnya adalah pengajaran tanpa arahan, pertemuan kelas dan latihan kesadaran.
2. Metode path-goal
Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai path-goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk menggapai tujuan.Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori Pengharapan (Expectancy Theory) menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh hubungan antara usaha dan prestasi.
3. Metode Vroom dan Yetton
Metode Vroom dan Yetton (1973) mengembangkan model kepemimpinan normatif dalam 3 kunci utama: metode taksonomi kepemimpinan, atribut-atribut permasalahan, dan pohon keputusan (decision tree). 5 tipe kunci metode kepemimpinan yang teridentifikasi (Vroom & Yetton, 1973):
1. Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.
Analisis kasus SONY
Menurut analisis saya, kasus kerugian dan phk yang dilakukan oleh perusahaan SONY sangat lah berat. SONY mengambil keputusan untuk menentukan pilihan dngan melakukan PHK besar besaran. Kazuo Hirai yang mengambil alih jabatan Chief Evecutive SONY pada tanggal 1 April dijadwalkan akan menjelaskan strategi perusahaan untuk tahun mendatang. Pengurangan pekerja atau pemecatan karyawan juga menjadi agenda pembahasan dalam kesempatan itu. Pengurangan 6 persen karyawan SONY ini diharapkan bakal membantu mengembalikan laba perusahaan. Kabar PHK karyawan SONY memang muncul tak lama setelah perusahaan elektronik dan software raksasa tersebut dilaporkan mengalami kerugian sekitar US$3,2 miliar untuk tahun fiskal 2011. Namun tak hanya membahas isu pemecatan karyawan, Hirai juga kemungkinan akan fokus untuk memaparkan inisiatifnya tentang ‘One Sony’ yang terdiri dari 3 pilar inti bisnis perusahaan, yaitu digital imaging, game, dan mobile. Sementara PHK menjadi pembahasan dalam agenda tersebut, Hirai juga kemungkinan menggunakan acara tersebut untuk fokus pada inisiatifnya yakni "One Sony", yakni tiga "pilar inti" bisnis perusahaan yang akan menjadi digital imaging, game, dan mobile. "Sony akan berubah. Saya telah sepenuhnya mengabdikan diri untuk mengubah Sony," ungkap lelaki berusia 51 tahun ini. Namun, menurut saya hal tersebut akan sulit untuk dicapai. Karena dengan adanya perusahaan elektronik lain seperti Apple dan Samsung contohnya. Dua perusahaan tersebut menurut saya menjadi patokan di era globalisasi saat ini sebagai sebuah perusahaan yang mampu mengembangkan/memproduksi apa yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak. Dan sayangnya hingga saat ini dari pihak pimpinan SONY belum mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi kerugiannya. Hal tersebut terbukti dengan belum tercapainya prestasi SONY dalam menggapai sebuah tujuan dan arah yang telah ditentukan.
Menurut saya teori kepemimpinan yang berkaitan dengan masalah kerugian Sony adalah : teori path-goal karena dengan teori ini pemimpin diharapkan mampu mengajak atau memengaruhi perbedaan presepsi antar bawahannya agar memfokuskan kepada satu tujuan/arah yang telah direncanakan/ditetapkan oleh pemimpinnya. Dan menurut saya inilah salah atu teori yang mampu mengatasi kerugian SONY.